Kamis, 02 Desember 2010

Sering Begadang Tingkatkan Risiko Kanker

Gangguan pola tidur sudah pasti dialami para pekerja yang jadwalnya selalu berubah antara shift siang dan shift malam. Namun yang mengejutkan, jadwal yang tidak teratur semacam itu juga dapat meningkatkan risiko kanker.

Meski mengejutkan, dugaan bahwa perubahan jam biologis dapat mempengaruhi risiko kanker sebenarnya sudah muncul sejak lama. Tahun 2008, 38 wanita di Denmark mengalami kanker payudara yang diyakini karena sering bekerja pada shift malam.


Bukan hanya pada wanita, peningkatan risiko kanker juga terjadi pada pria. Tahun 2007, sebuah penelitian di Amerika menunjukkan bahwa risiko kanker prostat meningkat pada pria yang sering mendapat giliran untuk bekerja di malam hari.
Dikutip dari Sciencedaily, Minggu (10/10/2010), dugaan-dugaan itu kembali dipelajari oleh Thomas C Erren, peneliti dari University of Cologne. Hasilnya dipublikasikan di jurnal Deutsches Arzteblatt International edisi terkini.

Dalam eksperimen di laboratorium, Thomas berhasil membuktikan bahwa binatang memang lebih rentan mengalami kanker ketika pola tidurnya sering diubah. Sayangnya ia tidak dapat memastikan bahwa kesimpulan itu berlaku juga pada manusia.

Namun setidaknya, penelitian ini berhasil mengungkap kemungkinan-kemungkinan yang membuat kanker mudah menjangkiti pekerja shift malam. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Adanya cahaya terang di malam hari akan menekan produksi melatonin, senyawa yang secara langsung dan tidak langsung mencegah pertumbuhan kanker.
Perubahan pola tidur akan mempengaruhi otak untuk melepaskan glucocorticoid, senyawa yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Perubahan pola tidur secara tidak langsung membuat pertumbuhan sel dan jaringan lebih sulit dikendalikan.
Perubahan pola tidur membuat tubuh kurang optimal dalam memproduksi vitamin D.
Kemungkinan lain yang juga meningkatkan risiko kanker pada pekerja shift malam adalah perubahan gaya hidup. Saat dituntut untuk sering bergadang, para pekerja cenderung kurang berolahraga serta lebih banyak merokok dan minum alkohol.
Selengkapnya...

Siapa yang Bisa Mengatur Otak?

Pennsylvania, Segala koordinasi tubuh diatur oleh otak karena memang fungsinya sebagai pusat koordinasi, kecerdasan dan tempat menyimpan segala bentuk ingatan. Tapi untuk yang satu itu justru kebalik, otak yang malah diatur.

Siapa yang berani mengatur otak? Ternyata sel lemak yang mengatur otak. Sel-sel lemak akan mengirimkan pesan ke otak dan satu sama lainnya yang memiliki beberapa jenis peran. Jutaan pesan akan bolak balik dalam proses ini.

"Di masa lalu, orang mungkin berpikir bahwa jaringan lemak adalah suatu organ pasif. Tapi sekarang jelas terlihat bahwa sel lemak bisa membuat dan mengeluarkan hormon serta protein yang mungkin lebih banyak dibandingkan organ lain," ujar Rexford S Ahima, seorang endokrinologis di University of Pennsylvania, seperti dikutip dari The HuffingtonPost, Kamis (7/10/2010).

Tahun 1994, ilmuwan mengidentifikasi hormon yang diproduksi oleh sel lemak yaitu leptin. Didapatkan leptin bertugas memberitahu otak seberapa banyak lemak yang ada di dalam tubuh.

Dalam penelitian ini pula diungkapkan mengenai hubungan komunikasi langsung antara otak dan sel-sel lemak, yang menunjukkan bahwa sel lemak mempengaruhi atau mengatur otak.

Selain itu sel-sel lemak juga mengirimkan sinyal yang menyebabkan pembuluh darah mengerut, meningkatkan tekanan darah dan membuat bentuk dari bekuan darah. Hal inilah yang menjelaskan bagaimana obesitas dapat meningkatkan risiko jantung dan stroke.

Di dalam tubuh orang dewasa rata-rata mengandung sekitar 27 miliar sel-sel lemak, sementara pada tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat badan bisa mengandung sel-sel lemak hingga 300 miliar sel yang berarti bisa berisi 10 kali lipat dibanding tubuh normal.

Sel lemak juga melakukan beberapa fungsi penting seperti membuat tubuh terasa hangat, memberikan perlindungan, menyediakan simpanan atau cadangan energi, mengatur fungsi tubuh serta menghaluskan penampilan fisik seseorang.
Selengkapnya...

Beruntungnya Orang yang Rajin Renang




Berenang bisa jadi merupakan salah satu olahraga yang menyenangkan, sehat dan santai. Orang yang rajin renang juga akan banyak mendapatkan keuntungan. Apa saja?

Dikutip dari Swimming.about.com dan 24hrfitness.co.uk, Senin (29/11/2010) renang memberikan latihan kardiovaskular yang sangat baik, sehingga dapat memperkuat otot jantung dan meningkatkan pengiriman oksigen ke bagian tubuh yang berbeda.

US Water Fitness Association (USWFA) menuturkan berenang bisa memberikan beberapa manfaat fisik, sosial dan mental.

Seseorang yang senang berolahraga renang akan mengalami peningkatan kekuatan dan fleksibilitas, stamina otot dan keseimbangan, fisik dan postur tubuh yang lebih baik, serta bisa berfungsi sebagai obat yang efektif dan cepat dalam hal penyembuhan otot.

Berenang juga dapat mengendalikan berat badan karena merupakan salah satu pembakar kalori yang hebat, dan meringankan pikiran yang stres dan tegang. Sehingga memicu tingkatan energi yang lebih besar. Hal ini akan membuat seseorang berada dalam kondisi sempurna baik secara fisik maupun mental.

Karenanya renang bisa menjadi salah satu pilihan bagi orang yang mengalami obesitas atau menderita gangguan otot di kaki serta masalah punggung bagian bawah. Dan saat seseorang meluncur ke dalam air, akan meningkatkan sirkulasi darah ke otot dan membuat tubuh lebih santai.

Penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan hamil pun bisa mendapatkan manfaat dari berenang, yaitu membuat otot-otot perut menjadi lebih kuat (otot yang penting saat mengandung bayi), serta mengurangi ketidaknyamanan selama hamil seperti kekakuan sendi dan tekanan darah tinggi.

Pada perempuan yang baru saja melakukan operasi payudara, melakukan renang bisa menjadi bagian dalam hal proses pemulihan. Hal ini dianggap menjadi sarana yang menguntungkan karena melibatkan semua kelompok otot utama. Meski demikian seseorang tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan program latihan ini.
Selengkapnya...